LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD) PROJECTOR
Perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang yang terjadi saat ini, merupakan hasil cipta,
rasa dan karsa manusia dalam rangka untuk mempermudah manusia dalam menjalani
kehidupannya. Peralatan yang digunakan semakin hari semakin canggih termasuk
dalam bidang pendidikan. Seperti yang
kita ketahui, pada zaman dulu proses pembelajaran hanya berkutik dengan papan
tulis dan kapur tulis sebagai alat dan media pembelajaran. Akan tetapi seiring
dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, alat dan
media pembelajaran mulai mengalami kemajuan mulai dari white board, OHP, Liquid Crystal Display Projector dan
masih banyak lagi. Di sini kita akan membahas lebih dalam mengenai LCD
Proyektor.
Liquid Crystal Display Projector atau sering kita kenal dengan LCD Proyektor merupakan alat yang
digunakan untuk menayangkan hasil pengolahan data atau informasi dengan cara
memancarkannya atau memproyeksikan ke dinding atau bidang lainnya yang vertikal
(Darmawan. 2013: 80). Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan
merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi sama
yaitu Overhead Projector (OHP) karena
pada OHP datanya masih berupa tulisan pada kertas bening.
LCD Proyektor biasanya digunakan untuk menampilkan gambar pada presentasi atau perkuliahan, tetapi juga bisa
digunakan sebagai aplikasi home theater.
Untuk menampilkan gambar, LCD Proyektor mengirim cahaya dari lampu halide logam yang diteruskan ke dalam prisma yang mana cahaya akan tersebar pada tiga panel polysilikon, yaitu
komponen warna merah, hijau dan biru pada sinyal video. LCD Proyektor berisi panel cermin yang terpisah satu sama lain. Masing-masing panel
terdiri dari dua pelat cermin yang di antara keduanya terdapat liquid crystal. Ketika terdapat perintah atau instruksi, kristal akan membuka untuk membolehkan cahaya lewat atau menutup untuk mem-block cahaya tersebut. Buka tutup pixel ini yang
membentuk gambar.
Lampu yang digunakan pada LCD proyektor adalah lampu halide logam karena menghasilkan suhu warna yang ideal dan spektrum warna yang luas. Lampu ini juga memiliki kemampuan untuk memproduksi cahaya dalam juga sangat besar dalam area kecil dengan arus proyektor sekitar 2.000-15.000 ANSI lumens. Indonesia termasuk
salah satu negara tujuan pasar LCD proyektor ini. Berbagai perusahaan LCD proyektor memasarkan produk mereka seperti Sony dan Sanyo.
Produk LCD proyektor yang mereka tawarkan beragam mulai dari yang hemat
energi sampai model terbaru yang lebih kecil dan ringan.
Sejarah
LCD Proyektor ditemukan di New York oleh Gene Dolgoff. Dia mulai
bekerja di dalam kampus pada tahun 1968 dan mempunyai tujuan untuk memproduksi
sebuah video proyektor yang dalam idenya ia akan membuat sebuah LCD proyektor yang lebih cerah dibandingkan dengan 3-CRT proyektor. Idenya adalah menggunakan elemen yang disebut
sebagai “cahaya katup” untuk mengatur jumlah cahaya yang melewati itu. Hal ini akan memungkinkan
penggunaan yang lebih ampuh untuk sumber cahaya eksternal. Setelah mencoba berbagai bahan, dia setuju
dengan penggunaan kristal cair untuk mengatur cahaya pada tahun 1971. Ini membawanya sampai tahun 1984
untuk mendapatkan “addressable” dari layar kristal cair (LCD), yang ketika itulah ia membuat proyektor LCD pertama di
dunia.
Setelah membangun itu, dia melihat banyak masalah yang
harus dikoreksi termasuk cahaya utama yang hilang dan piksel yang sangat terlihat.
Dia kemudian menggunakan metode baru untuk menciptakan efisiensi yang tinggi
untuk menghilangkan tampilan pada piksel. Dengan hak paten di seluruh dunia ia
memulai di Projectavision Inc pada tahun 1988, perusahaan proyektor LCD pertama di
dunia. Dia melisensi teknologi untuk perusahaan lain seperti Panasonic dan
Samsung.
Teknologi dan perusahaan ini memulai industri proyeksi
digital. Pada tahun 1989 ia dianugerahi kontrak Darpa pertama
($ 1 juta) untuk mengusulkan bahwa standar HDTV AS harus menggunakan pengolahan
digital dan proyeksi. Sebagai anggota National Association of
Manufacturers Fotografi (NAPM) Standar Sub-komite, IT7-3, ia bersama dengan
Leon Shapiro, co-mengembangkan standar ANSI seluruh dunia untuk pengukuran
kecerahan, kontras, dan resolusi proyektor elektronik.
Awalnya LCD digunakan
dengan sistem ada pada overhead proyektor. Tapi, LCD sistem tidak
memiliki sumber cahaya sendiri. Dengan susah payah dan beribu kegagalan
tanpa patah semangat akhirnya mereka bisa sukses dan populer sampai sekarang
ini. Mereka memulainya dengan teknologi yang digunakan dalam beberapa ukuran dari belakang
proyeksi konsol televisi, di mana LCD ini
menggunakan sistem proyeksi di televisi set besar adalah untuk memungkinkan kualitas gambar yang lebih baik sebagai sanggahan satu televisi 60 inci walaupun saat ini sebagai saingan utama dari LCD proyektor adalah LG 100 inch LCD TV.
Pada tahun 2004 dan 2005, LCD proyektor telah kembali datang dengan fitur yang lebih lengkap
karena penambahan yang dinamis dan warna yang dianggap
kontras yang telah meningkat hingga tingkat DLP.
Sekarang ini manufaktur yang bergerak di bidang
pembuatan LCD khususnya proyektor LCD hanya tersisa
perusahaan gambar Jepang yaitu Epson dan Sony. Epson memiliki sendiri
teknologinya dan membuat merk “3LCD”. Untuk memasarkan teknologi proyektor
“3LCD”, Epson mengatur perkongsian yang disebut “Grup 3LCD” pada tahun 2005
dengan manufaktur proyektor lainnya memegang lisensi dari teknologi 3LCD yang digunakan dalam model proyektor mereka.
Permukaan Layar Proyeksi
Karena menggunakan lampu halide logam kecil dan kemampuannya untuk dapat memproyeksikan
gambar pada setiap permukaan datar, LCD proyektor cenderung memiliki ukuran kecil dan lebih mudah
dibawa-bawa daripada jenis proyektor lain. Untuk mendapatkan tampilan gambar yang bagus, permukaan atau surface yang biasa digunakan permukaan warna putih, abu-abu, atau hitam. Penerimaan warna dalam pemroyeksian gambar tergantung permukaan proyeksi dan kualitas proyektor. Warna yang paling
sering digunakan dan dipilih sebagai permukaan proyeksi adalah warna putih karena dianggap warna paling netral
dan lebih natural sehingga biasa digunakan pada lingkungan sekolah dan bisnis untuk presentasi.
Bagaimanapun, gelap atau terangnya hasil proyeksi
suatu gambar tergantung seberapa gelap layar tersebut. Karena itu, beberapa presentator lebih
memilih menggunakan layar abu-abu yang
mana lebih membentuk warna yang lebih
kontras. Background yang lebih gelap dapat mengalihkan sifat warna dari yang seharusnya. Persoalan warna terkadang dapat diatur melalui pengaturan proyektor, tetapi mungkin tidak seakurat pada background putih.
Cara Kerja
LCD Proyektor bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh panel-panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna-warna
dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B) sehingga terdapat tiga panel LCD dalam sebuah proyektor. Warna gambar yang dikeluarkan oleh proyektor merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD tersebut yang telah disatukan oleh sebuah prisma khusus.
Gambar yang telah disatukan tersebut kemudian dilewatkan
melalui lensa dan dijatuhkan
pada layar sehingga dapat
dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan proyektor LCD memiliki
kedalaman warna yang baik
karena warna yang
dihasilkan olah panel LCD langsung
dibiaskan lensa ke layar. Selain itu gambar pada proyektor LCD juga lebih
tajam dibandingkan dengan hasil gambar proyektor DLP.
Kelebihan lain dari LCD adalah
penggunaan cahaya yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi “ansi
lumens” yang lebih tinggi dibandingkan proyektor dengan teknologi DLP. Sedangkan kelemahan teknologi LCD adalah besar
piksel yang terlihat jelas di gambar ini yang menyebabkan teknologi LCD kurang cocok
untuk memutar film karena akan
terasa seperti melihat film dari balik
mata yang terhalang selaput katarak.
LCD Proyektor dapat bekerja dengan dilengkapi
peralatan tambahan yaitu:
1.
Kabel data
Digunakan
untuk menghubungkan antara LCD Proyektor dengan komputer. Dua jenis kabel
data yang sering digunakan dalam LCD Proyektor yaitu : USB (Universal
Serial Bus) atau Parallel.
2.
Power Supply
Menghubungkan
LCD Proyektor dengan sumber listrik. Terdiri dari adaptor dan kabel penghubung
tegangan ke LCD Proyektor
Istilah teknis dalam LCD Proyektor :
1.
ANSI Lumens
2.
Resolutions
3.
Digital Light Processing (DLP)
4.
Liquid Crystal Display (LCD)
5.
Liquid Crystal on Silicon (LCOS)
6.
Aspect Ratio
7.
Contrast Ratio
8.
Lens shift
9.
Keystone
Tingkatan Resolusi layar dalam LCD Proyektor
Bagian-bagian LCD Proyektor
Bagian-bagian LCD Proyektor secara umum. Sebagai
contoh LCD proyektor Benq 510MP
- Power swich
- Key pad
- Security lock
- Zoom ring
- Focus ring
- Computer and video conector
Bagian-bagian LCD
kabel USB
LCD dapat disambungkan dengan peralatan antara lain :
- Kabel USB
- Nirkabel ( Wi -Fi)
- Touch Screen
Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital
Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya.
Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam piranti sistem.
Di dalam peranti sistem, obyek tersebut dibuat ulang
secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layar dan secara teknologi yang
memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien, dengan daya listrik yang
sama, sorotan proyektor LCD lebih terang
Petunjuk Pengoperasian secara umum
- Hubungkan proyektor dengan listrik mengunakan kabel power, apabila lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap dipakai
- Buka tutup lensa
- Tekan tombol power sekitar 2 detik (di panel proyektor atau remote), tunggu sampai indikator berwarna hijau dan display tampil penuh selama 10 – 30 detik
- Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (CPU, Notebook, video player dll)
- Tekan source (input) untuk memilih input
yang akan didisplaykan atau automatic
source dalam kondisi “On”, silahkan menunggu 5 – 10 detik untuk pencarian input terdekat
Port LCD dihubungkan ke PC atau notebook melalui kabel
USB , begitu juga kabel VGA dan kabel audio
LCD Proyektor dapat dihubungkan dengan monitor
komputer melalui VGA kabel
Port Video dan audio
dalam LCD dapat dihubungkan vga adapter kabel dan kabel audio ke
komputer
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoneksikan
LCD ke komputer
- Jangan membuka chasing proyektor, karena didalamnya ada komponen yang tidak boleh diservice selain service center resmi.
- Sebelum menggunakan proyektor sebaiknya membaca buku petunjuk penggunaan terlebih dahulu.
- Jangan melihat secara langsung lensa proyektor saat kondisi hidup, karena akan membahayakan bagi mata.
- Jangan menganalisis dan menyimpulkan serta melakukan perbaikan sendiri
- Selalu membuka penutup lensa saat proyektor dalam kondisi hidup.
- Sebaiknya menggunakan stabilizer atau UPS untuk menghindari kerusakan
- Jangan menggunakan lampu yang sudah lewat umur pakainya, karena akan meng akibatkan ledakan dan kerusakan bagian lain.
- Jangan pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat listrik masih terhubung dengan proyektor
- Jangan meletakkan proyektor di tempat yang tidak stabil, karena akan jatuh atau rusak
- Jangan menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi proses pendinginan
- Jangan menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat dan bagian belakang lebih dari 15 derajat
- Jangan meletakkan proyektor dalam posisi vertikal (berdiri)
- Jangan meletakkan peralatan lain diatas proyektor
- Jangan menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat proyektor hidup.
- Jangan meletakkan cairan didekat proyektor maupun listrik.
- Gunakan celling mount/bracket untuk instalasi diatas plafon
1.
Sebagai Sarana Pendidikan
Masa sekarang, tampaknya kurang lengkap jika sebuah
proses belajar-mengajar tidak menggunakan sebuah LCD proyektor. Alat ini bisa
digunakan untuk:
·
Telekonferensi langsung tepat di depan kelas.
·
Menampilkan segala materi pelajaran yang sudah
disiapkan dalam bentuk Microsoft Power Point (untuk dosen menjelaskan ke
murid-muridnya dan untuk murid yang berpresentasi).
·
Menampilkan film DVD baik yang ada kaitannya dengan
materi pelajaran maupun untuk sekadar intermezzo.
2.
Sebagai Sarana Meeting
di Kantor
3.
Sebagai Sarana Hiburan di
Rumah
4.
Sebagai Sarana Event
Spesial
Jenis-Jenis
Proyektor
1. Proyektor
elektronik
a. Proyektor
digital
Proyektor digital adalah peralatan teknologi modern.
Ini digunakan untuk mengkonversi data gambar secara langsung dari komputer ke
sebuah layar melalui sistem lensa. Proyektor digital menyediakan visualisasi
data yang sebenarnya disimpan dalam komputer untuk presentasi. Proyektor ini
memungkinkan para penonton untuk menonton gambar bergerak dari sebuah DVD,
pemutar cakram digital serbaguna.
Pemasang iklan atau penjual juga menggunakan proyektor
untuk memberikan demonstrasi produk untuk sejumlah besar pelanggan. Dapat
dengan mudah mengkonversi dokumen tertulis ke papan tulis interaktif.
Proyektor digital memainkan peranan penting dalam
pembentukan sistem home theater. Teknologi yang digunakan dalam proyektor
digital :
·
Intensitas tinggi CRT
·
LCD Proyektor LCD menggunakan gerbang cahaya
·
Texas Instruments ‘teknologi DLP
b. Proyektor LCD
Proyektor LCD adalah perangkat alat bantu yang sering
digunakan untuk media presentasi, karena mampu menampilkan gambar dengan ukuran
besar. LCD Proyektor dapat bekerja dengan dilengkapi peralatan tambahan yaitu :
1) Kabel data
Digunakan
untuk menghubungkan antara LCD Proyektor dengan komputer. Dua jenis kabel data yang sering digunakan dalam LCD
Proyektor yaitu : USB (Universal Serial Bus) atau Parallel.
2) Power
Supply
3) Menghubungkan
LCD Proyektor dengan sumber listrik. Terdiri dari adaptor dan kabel penghubung
tegangan ke LCD Proyektor.
c. Proyektor
CRT
CRT atau sering disebut juga dengan Katoda Ray Tube
yang memanfaatkan Proyektor kuno tabung gambar yang telah digunakan pada TV
konvensional selama beberapa dekade. Dengan jenis proyektor ini, tiga CRT, plus
lensa pembesar, digunakan untuk melemparkan sebuah gambar ke layar. Para CRT
digunakan untuk memproyeksikan warna utama, merah, biru dan hijau. Adanya tiga
tabung yang berbeda-beda warna dalam proyektor CRT, membuat proyektor ini lumayan
besar dan berat.
Sehingga dianggap kurang fleksibel untuk digunakan
pada presentasi-presentasi dalam ruang yang kecil. Proyektor semacam ini
bekerja dengan baik untuk menghasilkan kontras yang besar, sangat berbeda kulit
hitam, dan warna yang besar. CRT karena gambar tersebut tidak dipindai dengan
berkas elektron, mereka tidak terbatas pada kisaran tertentu dan menawarkan
piksel lintang yang lebih besar dalam hal resolusi layar.
Secara keseluruhan, sebuah proyektor CRT memberi
pemirsa yang sangat memuaskan, kualitas gambar film. Tidak seperti DLP dan
model LCP, CRT proyektor tidak memiliki bola lampu yang memerlukan penggantian,
yang akan menghemat uang konsumen. Juga, model CRT terakhir selama 20, 000 jam
– hidup yang relatif panjang. Ada beberapa kelemahan semacam ini proyektor.
Model CRT biasanya cukup mahal, mulai dari sekitar $
10, 000. Mereka juga besar, seringkali membutuhkan jumlah yang sama ruangan
sebagai 20-inch TV. Juga, untuk proyektor CRT untuk bekerja secara maksimal
kemampuan, ruangan gelap diperlukan.
d. Proyektor
DLP
Pemrosesan Cahaya Digital (bahasa Inggris: Digital
Light Processing, DLP (DMD). Setiap kaca mewakilkan satu pixel dalam gambar
yang diprojeksikan.) adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam projektor dan
televisi projeksi. DLP awalnya dikembangkan oleh Texas Instruments, dan mereka
tetap pembuat satu-satunya teknologi ini, meskipun banyak produk pasar
berlisensi menggunakan chipset mereka. Dalam projektor DLP, gambar diciptakan
oleh kaca kecil mikroskopis disusun dalam sebuah matrix di atas chip semikonduktor,
dikenal sebagai Digital Micromirror Device
Jumlah kaca sama dengan resolusi gambar yang
diprojeksikan: 800×600, 1024×768, dan 1280×720 matrix adalah beberapa ukuran
DMD yang umum. Kaca-kaca ini dapat diubah posisinya dengan cepat untuk
merefleksikan cahaya melalui lensa atau ke sebuah heatsink (disebut pembuangan
cahaya dalam terminologi Barco). Penyusunan posisi dengan cepat kaca-kaca ini
(intinya berganti antara ‘on’ dan ‘off’) membuat DMD mengatur intensitas cahaya
yang direfleksikan melalui lensa, menciptakan efek abu-abu bertingkat sebagai
tambahan untuk putih (kaca dalam posisi ‘on’), dan hitam (kaca dalam posisi
‘off’). Ada dua metode primer di mana sistem projeksi DLP menciptakan sebuah
gambar berwarna, yang satu dengan menggunakan projektor DLP chip-tunggal, dan
satu lagi menggunakan projektor tiga-chip.
Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah
Color Filter berbentuk roda. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai
Digital Micromirror Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan
diproyeksikan dengan cara dipantulkan ke layar. DMD adalah sebuah optical chip
yang terdiri dari tiga lapis cermin-cermin micro yang masing-masing lapisan
dipisahkan oleh rongga udara yang memungkinkan cermin untuk miring sejauh -10
sampai +10 derajat.
e. Proyektor LCOS
e. Proyektor LCOS
Teknologi yang terakhir ini memanfaatkan keunggulan
dua teknologi yang sudah hadir sebelumnya, yaitu LCD dan DLP. Teknologi LCOS
lebih mudah diproduksi dan ringan dibandingkan LCD. Resolusi yang dihasilkan
juga lebih baik dari LCD. Bahkan resolusi teknologi ini diperhitungkan dapat
mencapai QXGA, yaitu 2048×1536 pixel.
Sangat tinggi, bahkan yang tertinggi. Teknologi ini
juga mengurangi artefak yang muncul pada LCD. Selain itu, LCOS memiliki kontrol
analog seperti layaknya LCD dengan gradasi warna yang lebih baik dibandingkan
DLP. Contrast ratio teknologi ini juga lebih baik dibandingkan LCD meskipun tidak
terlalu lebih baik dari DLP. Namun, nilai brightness-nya sejajar dengan LCD
yang artinya lebih baik dari DLP.
2.
Proyektor Transparansi
a. Proyektor Film
Frame
berturut-turut proyek dari kumparan untuk membuat film gambar bergerak.
b. Proyektor Slide
Proyektor slide adalah alat yang memiliki fungsi
menampilkan bayangan sebuah gambar positif yang dapat ditembus cahaya.
c. Proyektor Overhead
OHP (Overhead Projector) merupakan jenis perangkat
keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya
sebagai landasan yang luas untuk meletakkan transparansi. Cahaya yang amat
terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian
dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel, melewati sebuah
transparan ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas landasan tersebut. Sebuah
sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak
landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90 derajat. Dengan lampunya yang
amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya
sehingga memungkinkan untuk dipergunakan di ruangan biasa tanpa penggelapan.
Over Head Proyektor/ Over Head Transparansi yang
pertama digunakan untuk identifikasi polisi bekerja. Mulai digunakan secara
luas di sekolah-sekolah dan bisnis di akhir 1950-an dan awal 1960-an. Produsen
utama overhead projector dalam periode awal ini adalah perusahaan 3M. Sebagai
permintaan proyektor tumbuh, Buhl Industri didirikan pada tahun 1953, dan
menjadi kontributor terkemuka AS selama beberapa penyempurnaan optik untuk
proyektor overhead dan lensa proyeksi.
Perkembangan proyektor dimulai dengan ditemukannya
magic lantern, oleh Jesuit Athanasius Kircher ada tahun 1671. Kemudian pada
tahun 1838, William George Horner menciptakan alat optic yang bisa mengubah
gambar bergerak menjadi gambar diam, alat ini dinamakan Zoetrope. Pada tahun
1891 Thomas Edison menemukan kinetoscope. Alat ini menggunakan mesin untuk
memutar bagian-bagian gambar dengan menyorotkan cahaya ke layer.
e. Enlarger
Enlarger adalah sebuah proyektor transparansi khusus
yang digunakan untuk memproduksi hasil fotografi dari film atau kaca negative
yang menggunakan proses gelatin silver atau transparasi. Enlarger terdiri dari
sumber lampu yang umumnya sebuah incandescent light bulb, sebuah holder untuk
negative atau transparasi dan sebuah lensa khusus untuk memproyeksikan.
Perbandingan dengan Proyektor DLP
Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD(Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya
memiliki keunggulan tersendiri.
Jenis LCD paling banyak
tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya
listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang
dibanding jenis DLP. Saturasi warna hasilnya pun
lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut “chicken wire
effect”. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak
rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan.
Wujud LCD proyektor umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit
dead pixel atau pixel mati, yang dapat mengganggu tampilan secara permanen.Proyektor DLP memiliki
kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel
dan ringan.Penyebab LCD proyektor bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di
dalamnya. Isi dalamnya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru.Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan
menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan
memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar.
Proyektor LCD terbaru telah
dilengkapi optik khusus untuk
memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil
proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1,
atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP.
Tips Memilih LCD Proyektor
- Tingkat Kecerahan atau Pencahayaan. Makin besarnya Lumens (satuan ukuran), sudah bisa dipastikan bahwa gambar pun hasilnya akan makin terang setelah diproyeksikan ke permukaan datar. Apabila menggunakan ruang yang terang, tingkat Lumens yang diperlukan juga akan semakin tinggi.
- Bobot. Jika berencana membeli sebuah LCD proyektor dan akan sering membawanya ke mana-mana, pilih proyektor yang bobotnya ringan sehingga praktis dan tidak membebani Anda. 2 kilogram untuk sebuah proyektor saja sudah cukup. Bila memang hanya untuk disimpan di kantor atau rumah, tidak perlu memilih yang ringan karena yang berat pun juga tidak masalah.
- Resolusi. Resolusi proyektor ukurannya sama dengan monitor laptop, jadi makin banyak yang ditampilkan jika makin besar ukuran layar. Pada kasus pemantulan gambar atau animasi, resolusi yang dibutuhkan lebih tinggi dari 800×600.
- Fitur. Bila kabel sudah tidak digunakan oleh jaringan laptop di kantor, sekolah atau rumah Anda, memilih yang berfasilitas wireless lebih direkomendasikan karena tanpa kabel akan mengurangi tingkat keruwetan. Hanya saja, kabel listrik masih perlu digunakan untuk power supply.
- Contrast Ratio. Untuk pengukuran bagian hitam dan paling gelap dengan bagian putih dan paling terang yang terproyeksi, maka contrast ratio ini diperlukan. Contrast ratio yang makin besar akan membuat proyeksi warna terang dan gelap lebih kuat.
SUMBER RUJUKAN
Darmawan, Deni. 20 Pendidikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Dini. (2016). 4 Fungsi LCD Proyektor Komputer. (online). Tersedia: https://dosenit.com/ilmu-komputer/komputer-dasar/fungsi-lcd-proyektor. (25 Maret 2018)
Irwan, Ade. (2017). Pengertian,
Fungsi, Cara Kerja dan Jenis-Jenis Proyektor Terlengkap. (Online). Tersedia: http://www.ripelajaran.co.id/2017/17/pengertian-cara-kerja-dan-jenis-jenis-proyektor.html. (25 Maret 2018)
Myranto, Wahyu. Jenis-Jenis Proyektor.
Tersedia: http://wahyumyranto11.blogspot.co.id/p/proyektor-elektronik-proyektor-digital.html.
(26 Maret 2018)
Tn. Mengetahui Proyektor dan Kegunaan Proyektor di Kalangan Sehari-hari.
(Online). Tersedia: http://komputerlamongan.com/mengetahui-proyektor-dan-kegunaan-proyektor-di-kalangan-sehari-hari/1451/. (25 Maret 2018)
Riyan.
2016. Kelebihan dan Kekurangan
Menggunakan Media LCD Proyektor. (Online). Tersedia: http://www.riyanpedia.com/2016/07/kelebihan-dan-kekurangan-menggunakan-media-lcd-proyektor.html. (25 Maret 2018)
Zuhrie. (2012). Definisi LCD Proyektor. (online).
Tersedia: https://ification.wordpress.com/2012/04/02/definisi-lcd-proyektor/ .(25 Maret 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar